From this Moment...

Daisypath Anniversary tickers

October 16, 2011

A Gift From a Friend

Temans, saya mau berbagi niy Berbagi soal recommended-book: a Gift From a Friend by Merry Riana
Awalnya saya tau soal buku ini dari twitter, di sana rame bgt dibahas...dan semua komentarnya positif. Penasaran dunk...akhirnya saya follow langsung penulisnya. Dan Mba Merry ini (uhuk, sok kenal sayah!) ramah bgt, qt follow eh dia folbek:-) Tapi bukan itu siy istimewanya...istimeanya adalah: tweet nya Mba Merry ini bener-bener guna banget! Ga sampah, ga bikin keki, ga norak, ga pamer, dan ga ngerusak (alias profokatif). Tweetnya semua inspiratif dan spirit & mood booster bgt deh!
Nah, gara-gara selalu baca tweet Mba Merry, akhirnya saya makin penasaran buat beli bukunya. Jadilah pas mampir ke toko buku terkenal itu saya sempetin beli bukunya. Penampilan fisik bukunya bagus banget. Sooooo Feminim, dan lemabarannya mudah dibaca plus gambar-gambar berwarna yg lucu. Pokoknya easy-reading lah.

Dan ternyata ga salah lho, baru buka lembar-lembar awalnya -kisah hidupnya dia sekarang-, saya udah amazed banget. She is young, smart, independent dan optimistic sekaleeh.

Singkatnya, bukunya berisi pengalaman pribadi dia yang "terpaksa harus" kuliah di SING karena sebagai seorang warga keturunan tidak ada pilihan lain buat Mba Merry untuk hijrah ke negara singa itu saat terjadi kerusuhan di Jakarta tahun '98. Cita-citanya buat kualiah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakata harus buyar karena dia harus bertaruh nyawa kalo maksa kuliah di Jakarta. Dikirimlah Mba Merry ini oleh orang tuanya ke SING buat kuliah di NTU. Dari buku itu dijelasin, bukan atas dana pribadi orang tuanya Mba Merry kuliah di NTU. Nope! Mba Merry terpaksa berhutang ke bank SING yg memang menyediakan fasilitas pinjaman buat calon mahasiswa (*jempolan banget niy kalo ada program kaya gini di Indonesia*). Saat-saat awal di SING, Mba Merry udah berhutang 40,000 SING Dollar. Bukan cuman buat uang kuliah, tp itu udah termasuk uang buat hidup sehari-hari sampe lulus.

Banyak banget cerita yg mengilustrasikan susahnya awal-awal kehidupan Mba Merry disana. Dengan keterbatasan bahasa Inggris (yg menurut Mba Merry dia harus ikut kursus untuk memperlancar bahasa Inggrisnya). Gimana juga dia harus bertahan hidup dengan uang 4-7 SING Dollar seminggu biar uang pinjamannya cukup sampe dia lulus (*dimana mahasiswa lain bisa mengeluarkan uang segitu dalam 1 hari*). Cara-cara jamak jaman kita kuliahpun ternyata diterapkan sama Mba Merry: cari makan siang n makan malem gratisan di acara-acara kemahasiswaan! Hahaha, ga di Jakarta, ga di SING ternyata trik nya sama:-p Bedanya kalau kita buat seneng2 aja, kalau Mba Merry emang bener2 buat menghemat uang jajan.

Setelah lulus kuliahpun dia harus masih bekerja keras biar bisa ngelunasin utangnya. Mulai dari magang di perusahaan terkenal, sampe harus jadi agen sana-sini. Dari seabreg pekerjaan iu ternyata ga satupun yg menyelesaikan "masalah". Semuanya cuman bisa kasih gaji yg cukup buat uang jajan, tanpa sisa! Mulailah Mba Merry bertekad buat melakukan pekerjaan "luar biasa", pekerjaan mandiri *bukan sebagai karyawan yg mengabdi pada perusahaan org lain*, alias ber-wiraswasta. Bidangnyapun ga sama kaya background kuliahnya, karena menurut dia pendidikan formal itu ga boleh membuat kita berpikiran sempit dan ga mau melakukan hal-hal lain yg x-tra ordinary!! *jempol buat motivasi ini*.

Niat Mba Merry ini bukan tanpa tentangan dari orang tuanya, yang ternyata meskipun mereka juga warga keturunan, tp mereka cukup konvensional dan menginginkan Mba Merry untuk bekerja anteng aja di kantoran. Di buku itu diceritain kl Mba Merry ngeyel buat mencoba bekerja mandiri dalam waktu 3 bulan (*kalo ga salah..atau 6 bulan ya? Pokoknya segitulah - maap saya lupa*) dan kalo dalam waktu itu keuntungannya ga menggembirakan, dia siap untuk jadi pegawai yg duduk manis di kantor.

Tapi namanya juga nasib n garis tangannya udah bagus kali yah...ternyata hasil wiraswasta itu membuahkan hasil yg luar biasa! Mba Merry berhasil melunasi hutangnya ke pemerintah SING dalam waktu 6 bulan setelah kelulusannya!! Padahal kl diitung-itung normal (pake gaji karyawan kantoran di perusahaan terkenal di SING), utang itu beserta bunganya baru bisa dilunasi dalam waktu 4 tahun. Ruuuaar Biasaaa!!! Dan, jadilah dia seperti sekarang ini: wanita Indonesia - milyarder muda di SING - punya jaringan luas dengan tokoh-tokoh tekenal di Asia. Di usia nya yang ke-26, Mba Merry mencapai penghasilan USD 1,000,000 per bulan untuk pertama kalinya! Sekarang berapa yah kira2?? hahaha...itung daun di taman aja lah saya:) *oupps!! Ga boleh pesimis, saya pasti bisa!!! Yeeahhh!* *zikir komat-kamit, banyak2 doa*

Banyak hal dalam buku ini yg menarik di luar cerita suksesnya. Yg paling membuat saya terharu adalah cerita Mba Merry yg selalu berdoa, yg inti doanya adalah: Ya Tuhan, kalau Kau memang takdirkan saya untuk menjadi orang kaya, maka jadikanlah saya orang kaya disaat saya masih muda. Bukan karena Mba Merry egois buat jd orang kaya yg bisa hura-hura di saat muda, tapi alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah agar kekayaannya itu bisa dinikmati bersama dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya. Kalau dia kaya di saat muda, maka dia masih bisa mengajak orang tuanya makan-makan enak di resto paling terkenal di dunia, masih bisa berjalan-jalan bersama keluarganya...dan kedua orang tuanya masih bisa punya kekuatan buat menikmati makan enak dan jalan-jalan itu (sebelum termakan usia, tentunya). Pernahkah kita terpikirkan hal itu?? Pernahkah terpikirkan oleh kita, orang tua kita ingin menikmati kebahagiaan itu sebelum mereke semakin menua?? *hossshh..air mata menggantung di mata saya waktu membaca itu*.

Ow ya..selain itu, ada beberapa kisah lagi yg (setidaknya menurut saya) menarik. Diantaranya dalah kisah "Tangga Wiraswasta Vs. Tangga Perusahaan" dan (ini yg paling jempolan menurut saya): kisah "Perjamuan". Ga etis rasanya kalau saya tuliskan semua di blog ini. Bisa-bisa nanti pada ga mau lagi beli buku asli nya langsung. Makanya sengaja saya angkat judulnya saja, biar pada penasaran dan berburu bukunya di toko-toko buku ^_^.

Pokoknya setelah membaca buku ini, saya yakin temen-temen semua setuju sama ungkapan yg sering kita denger selama ini:

SUCCESS IS MY RIGHT!!

1 comment:

  1. waaa iya buku ini bagus banget aku baca di gramedia...(tertarik karena warna pink hahaa) insya alloh bulan depan aku beli bukunya hee (nabung)...

    ReplyDelete