From this Moment...

Daisypath Anniversary tickers

January 24, 2010

All bout Rp

Di postingan kali ini, aku hanya ingin sekedar berbagi saja. Siapa tau dari saling berbagi ini banyak hal yang bisa membawa manfaat, atau bahkan aku bisa banyak belajar dari orang lain, dari keluarga lain juga...^_^
Sebagai keluarga baru, salah satu permasalahan yang sangat "urgent" untuk diberesin adalah financial matters. Memang, banyak banget perintilan yang harus mulai ditata dan diurus (*maklum, jaman dulu mah segalanya terima beres cos segala sesuatu diurusin orang tua*). Kadang-kadang, apa yang sebelumnya ga terpikir (waktu masih pacaran atau masih berstatus calon pengantin) tiba-tiba mak jegung-guk ada di depan mata kita, minta segera diberesin, hahahah... Untung aja hidup udah berdua sekarang, so semuanya terasa lebih enteng!
Back to the topic: all bout Financial Matters. Agak terlambat memang kalau kita baru aware soal yang satu ini setelah sekian bulan pernikahan. Idealnya, pasangan muda sudah punya planning soal financial sejak awal pernikahan mereka (*bahkan seharusnya sejak mereka merencanakan untuk menikah*). Bagi kami, hal ini siy sebenarnya sudah dibicarakan sejak jaman dahulu kala (*sejak berencana menikah*), tapi ya itulah...terkadang rencana itu ga semudah kenyataan, hiks..:-(
Akhirnya, sejak awal tahun ini kami kembali berkomitmen untuk strick pada planning yang sudah kami buat! Here it is....
Pertama, soal alokasi untuk saving dan investasi. Untuk yang satu ini siy kami tidak menganut aliran ekstrim ataupun istimewa. Semuanya hanya menggunakan formula sederhana dan biasa digunakan sejak jaman dahulu kala, yaitu harus balance antara saving, investasi dan expenses, hehehe... Jangan samakan saving dan investasi lho! Bagi kami, 2 hal itu berbeda. Saving lebih ditujukan untuk dana tak terduga. Artinya, dana itu tidak dimaksudkan untuk tumbuh dan berkembang (*menambah nilai dengan cepat*), tetapi lebih dimaksudkan untuk dana tak-tis, likuid dan siap digunakan kapan saja. Karena ga dimaksudakan untuk tumbuh dengan cepat, maka biasanya kami hanya mewujudkannya dalam bentuk tabungan "biasa" saja dan jangan lupa....asuransi pribadi!.
Nah, kalau investasi harus ditujukan untuk menambah nilai dari aset dengan cepat dan agresif! Bentuk investasi siy sekarang macam-macam yah...bisa disesuaikan dengan kepribadian dan comfort masing-masing! Inilah dana yang baru akan kita nikamati dalam jangka panjang. Jangan utak-atik si investasi ini dalam watu yang pendek. Selain hasilnya tidak akan maksimal, hal ini juga menyebabkan kita tidak bisa mengarahkan dan memfokuskan tujuan investasi kita...(*tujuan investasi harus sudah ditetapkan sejak awal lho*). Intinya siy mungkin kami harus berdisiplin atas planning yang sudah dibuat. Dan kunci lainnya adalah bahwa saving dan investasi ini wajib dilakukan di awal dan bukan di akhir! Begitu gaji diterima, 2 hal inilah yang pertama kali harus disisihkan, dan bukan sebaliknya. Untuk kami sendiri, saving dan investasi ini masing-masing di alokasikan 10% dan 20% dari penghasilan kami berdua.
Kedua, soal pengeluaran. Pengeluaran per bulan ini biasanya adalah pos yang sering "bocor" alias over budget! hehehe.... Biar ga bocor kemana-mana, kami mengklasifikasikan pengeluaran per bulan ini dalam 3 kategori besar, pengeluaran wajib, pengeluaran extra dan pengeluaran insidentil. Pengeluaran wajib terdiri dari:
  • Zakat, infaq dan sedekah. Untuk yang satu ini, kami bertekad agar setiap bulannya menyisihkan tidak kurang dari 8.5% dari penghasilan kami masing-masing. Hmmm..untuk urusan ini kami tidak menganut "pencampuran harta" lho...artinya, ini harus dikeluarkan oleh masing-masing pihak karena hal ini memang sudah diwajibkan menurut syariat agama kami, dan kewajiban ini melekat pada individu, orang per orang!
    Bentuknya bisa macam-macam, dan bagi kami, kami memilih lembaga yang terpercaya untuk menyalurkan zakat wajib kami, yakni melalui Dompet Dhuafa Republika. Cara menyalurkannya cukup di transfer aja melalui rekening bank. Kalau untuk infaq dan sedekah, biasanya kami salurkan dalam berbagai cara....bisa dengan bersedekah di jalan, di mesjid atau cara lainnya. Yang penting, keseluruhan nilainya ga boleh kurang dari alokasi di atas deh! Insya Allah, kalau Allah mempercayakan rizki yang semakin bertambah, kami juga akan menambah alokasi pos ini ^_^
  • Partisipasi untuk keluarga. Kalau yang ini siy memang hanya sebagai bentuk kepedulian dan terima kasih kami kepada keluarga kami masing-masing. Bentuknya bisa macam-macam, dalam bentuk tunai atau sekedar "pemberian" dalam bentuk lain. Yang jelas untuk pos yang satu ini kami alokasikan dana sebesar 6.5% dari total penghasilan kami.
  • Transportasi. Pos ini terdiri dari macam-macam yah...bisa bensin, karcis parkir, abonemen parkir sampe ongkos Mas Anto (*heheh...Mas Anto kan masih harus naik busway ke kantornya dari kantorku*). Untuk pos ini kami alokasikan sebesar 4% sajah dari penghasilan kami berdua. (*untungnya kami adalah home sweet home person yang ga hobi jalan-jalan kalau liburan -selain keperluan mendesak-, jadi lebih hemat*).
  • Belanja rutin rumah tangga. Ini mah mau ga mau harus dikeluarin yaaaa...dan jumlahnya bisa jadi paling besar! Ya iyalah, namanya juga sudah berkeluarga, kebutuhan semakin banyak dan harus dipenuhi semua! Untuk itu, kami memang mengalokasikan 8.5% - 10% dari total penghasilan kami berdua.
    Bagaimana kami berbelanja? Niatnya siy bulanan, tapi ternyata ga bisa aja lho....Minggu ini udah belanja eh minggu depannya lagi pasti ada aja yang harus dibeli! Laporan dari asisten rumah tangga pasti ada aja yang habis...entah sabun cuci, pengharum pakaian, minyak goreng, gula, sabun mandi, odol, de-el-el. Huekekekek...pokoknya berasa emak-emak beneran deh kalo urusan yang satu ini. Kalau mau hemat siy sebenarnya bisa belanja di Pasar Tebet atau Koperasi (*deket SMA 28*), tapi...aku ogah berpanas-panasan, hiks... Jadi, aku memilih belanja di Hypermart deket rumah! Toh dengan kartu kredit Mandiri, bisa dapet diskon 10%, hehehe.... Sesekali saja, kalau pas ke Pasar Tebet, kami sempatkan juga untuk belanja bulanan. Kalau untuk sayuran, aku memilih untuk belanja di pasar atau tukang sayur biar lebih hemat. Pastinya bukan aku dunk yang belanja (*mana sempet?!?!*), so...aku nitip mama kalau ke pasar atau minta tolong asisten rumah tangga, hehehe... Cuman kadang-kadang aja aku pergi (bareng mama) ke Pasar Minggu buat belanja sayuran, biasanya siy kalau yang mau dibeli banyak!
  • Listrik, air, keamanan, telepon, dan internet. Setelah dihitung-hitung, pos yang ini cukup dialokasikan 5% saja dari total penghasilan kami berdua. Cara pembayarannya pun gampang bin ga rumit! (*aku malas yang ribet-ribet*). Semuanya sengaja aku buat one bill dan di-debet langsung dari rekening kami sesuai tanggal jatuh tempo. Sistem one bill ini sangat membantu lho....Selain ga perlu repot dateng sana-sini buat bayar-bayar, cara ini juga bisa menghindarkan kami dari denda yang mungkin aja timbul kalau kami (sampai) lupa bayar tagihan-tagihan itu. Di akhir bulan, kami tinggal nge-print pengeluaran selama 1 bulan melalui e-banking! Nah, dari situ kan keliatan berapa tagihan kami bulan itu dan sekaligus sebagai bukti bahwa semua tagihan itu sudah dibayar! Owh yah, kalau uang keamanan ga pake one bill deng...lha wong dikasihnya manual kok, ke bapak-bapak keamanannya langsung pas ditagih, hehehe....
  • Gaji asisten rumah tangga. Ini adalah satu-satunya pos yang fix (*paling ga untuk jangka waktu 1 tahun*). Untuk pos ini kami mengalokasikan 4.5% dari penghasilan kami berdua. Cara pembayarannya yang pasti manual alias dikasih langsung ke orangnya. Usahakan tanggal gajiannya sama seperti tanggal gajian tuannya yah...bukan apa-apa, hanya sebagai bentuk penghargaan saja, sehingga sang asisten rumah tangga tidak merasa diabaikan. Tuannya terima rejeki, berarti dia juga berhak atas rejeki yang sama :-)
    Owh iya...ada 1 lagi tips untuk urusan ini. Usahakan agar suami dan istri memberikan andil yang sama dalam "menyalurkan" rejeki ke sang asisten rumah tangga ini. Artinya begini, di awal bulan aku memberi gaji untuk sang asisten rumah tangga dalam jumlah yang memang sudah disepakati. Seminggu kemudian, Mas Anto juga memberikan sedikit "tambahan" untuk sang asisten rumah tangga. Jumlah "tambahan" ini ga perlu banyak-banyak, cukup 1/5 saja dari gaji bulanannya, tapi itu harus diusahakan rutin tiap bulan. Ini dilakukan supaya sang asisten rumah tangga merasa ibu-dan bapak nya sama-sama peduli atas kesejahteraannya, dan sebaliknya agar sang asisten rumah tangga juga bisa punya respect yang sama ke ibu-dan bapak nya. Simple but Important, kan...?! Dan, jangan lupa...kalau kita harus meninggalkan rumah (*untuk dinas keluar kota, mislanya*), tinggalkan uang secukupnya untuk jaga-jaga, kalau ada apa-apa. Misalnya ya, waktu itu aku ke luar kota..dan ternyata gas dan beras habis! Alamaaaaakkk...mengingat harganya sekarang kan ga mungkin kita minta sang asisten rumah tangga untuk nombokin dulu, hehehe....

Ketiga, pengeluaran extra dan insidentil. Kategori pengeluaran extra ini misalnya biaya entertainment (jalan-jalan, nonton atau makan di luar), dan biaya belanja pribadi (baju, sepatu, tas, kosmetik, dll). Kalau untuk biaya pengeluaran extra ini siy kami mengalokasikan dana sebesar 15% dari total penghasilan kami. Sedangkan pengeluaran insidentil misalnya adalah pengeluaran tak terduga (emergency case) ataupun biaya lain-lain (misalnya untuk cuci mobil, bengkel, dll). Untuk pos ini kami mengalokasi dana sebesar 10%.

Nah...dari rincian-rincian itu sebenernya kami masih mempunyai "room" untuk bernapas, hehehe... Itu sengaja kami lowongkan untuk cicilan tetap yang harus kami bayar tiap bulannya. Alhamdulillah, satu-satunya cicilan yang masih membebani kami adalah cicilan beli elektronik kemarin (*karena terpaksa beli pake kartu kredit*)...itupun Insya Allah sudah lunas bulan depan!! (*horayyy, tagihanku ga merah lagi!!*). Selain cicilan elektronik itu untungnya tagihan kami hanya "tercemar" dengan tagihan kartu kredit atas biaya dalam rangka belanja bulanan (*yang menggunakan kartu kredit*), toch itupun sebenarnya dananya kan sudah dialokasikan menurut perhitungan di atas:-) Tapi....kalaupun nantinya kami harus mencicil sesuatu, setidaknya kami sudah punya spare yang cukup, dan seperti saran banyak ahli perencana keuangan keluarga (Aidil Akbar salah satunya)....cicilan TIDAK BOLEH LEBIH dari 30% dari total penghasilan suami-istri! Ya okelah kalo begithu, Bang Aidil ^_^ (*pake gaya medhok Tegal*)

Setelah semuanya terencana dengan baik....tinggal dilaksanakan dengan disiplin tinggi!!

3 comments:

  1. assalamuálaikum retno..waaaah, canggih bgt nih perencanaan keuangannya..emang bener tuh..disiplin yg tinggi, yg paling penting!..kalo ngga kebobolan..

    ReplyDelete
  2. kalo gw banyakan kebobolannya no...hahaha....

    ReplyDelete
  3. @ Mba Senaz: Waalaikumsallam...Hehehe...iya Mba, mang masalahnya sebenernya bukan di planning nya, tapi di "kita" nya!! :-(

    @ Tya: Yup! Idem, Bu... Rapot gw jadi "Menteri Keuangan" 8 bulan merah terus tuh:-p Makanya mau memulai dari awal lagi, hihihi....

    ReplyDelete