Masih ada sisa-sisa capek niy kayanya gara-gara 3 hari berdinas ke luar kota kemarin sampe-sampe aku ga bisa tidur nyenyak (*ohh really???*) dan kebangun (ke)pagian di hari Sabtu (*Oh No...!*). Capek memang...tapi menyenangkan (di luar masalah kerjaannya lho yah). Apalagi setiap aku pergi ke luar kota untuk urusan apapun, buat liburan, buat kerja atau buat mudik, selalu aja ada "sesuatu" yang berbeda...sesuatu yang seakan-akan "menyentil" aku, sesuatu yang bisa dijadikan pelajaran hidup! Kaya perjalanan dinaskuw kemarin deh, ke Riau (*agak masukan lagi*), tepatnya di Kabupaten Pangkalan Kerinci. Ternyata aku menemukan lagi sesuatu itu. Bukan...bukan pemandangan indah atau objek wisatanya yang menarik lho yah...(*ya iyalaaah, toh aku ke sana memang bukan buat liburan*), lagipula ini di tengah hutan...jadi bukan itu yang aku mau ceritain (*karena memang super ga menarik pemandangannya*). Tapi soal "peajaran hidup". Belajar untuk menjadi orang yang selalu bersyukur! Orang kota (terutama Jakarta) selalu aja mengeluh, ga pernah puas, bahkan lupa untuk bersyukur dalam hal materi. Terlalu capek rasanya kalau lagi ngeliat warga Jakarta gerasak-gerusuk (*baca: riweh*) mencari uang, sodok sana, sodok sini, sikut sana-sikut sini, jilat sana, jilat sini...seolah-olah uang atau materi adalah tujuan hidup mereka. Di akhir minggu, terlalu caprk juga rasanya aku ngeliat orang kota (Jakarta) larut dalam hingar bingar pesta atau kegiatan "penghamburan materi" itu sendiri. Jadi kalau dipikir-pikir 5 hari (rusuh) nyari duit, 2 hari (rusuh) ngabisin duit. Sama aja dong...heheheh... Coba liat orang-orang di Pangkalan Kerinci ini...mereka damai banget. Bekerja dari alam, ga ngoyo, ga perlu sikut kanan, sikut kiri, karena mereka tau rejeki mereka (bener-bener) datang dari alam....anugerah Tuhan. Yang ada mereka ga perlu "menjual" muka kepada atasan atau client...tapi cukuplah dengan selalu bersyukur, memelihara alam dengan baik (karena mereka sadar hidup dari alam), dan pastinya hanya "menjual" muka kepada Tuhan. Tenang, damai, akur....they're really happy! Capek rasanya liat orang kota selalu mementingkan diri sendiri....semua yang dia peroleh pasti digunakan untuk kebahagian diri sendiri (*paling banter di-sharing dengan keluarga*). Jarang sekali orang yang mau berbagi dengan ikhlas (ga ngarep imbalan). Tapi coba liat di sana....hasil mereka, mereka gunakan bersama-sama. Kalau ada yang punya rejeki berlebih dari kebun atau hutan mereka, sementara yang lain sedang kurang bagus hasil kebunnya, mereka (*tanpa pamrih*) membantu yang kekurangan. Ada uang lebih, mereka gunakan untuk membeli pupuk bersama, mereka bangun skolah (seadanya) buat anak-anak mereka. Ckckckc....hebat kan! Mereka ga pernah megeluh, mereka merasa selalu cukup atas apa yang mereka terima...bahkan mereka selalu merasa berlebih sehingga mereka ikhlas memberi.:-) Aku sempat juga sedikit berinteraksi dengan mereka...belajar bercocok tanam, belajar beternak dan belajar ngasih makan ikan, heheheh...Dan itu semua menyenangkan kok (*selain dari kulit yang jadi menghitam yah*). Mereka berbagi ilmu dengan kita ga tanggung-tanggung lho (*ga takut tersaingi apa yah??*). Sambil bercanda mereka bilang gini: "Udah Bu...hidup di desa aja, mengolah alam. Siapa suruh hidup di Jakarta, susah, pusing! Mendingan hidup di desa tapi rejeki kota...". Hahah...bisa aja niy... Tapi iya siy, kalau mereka bisa hidup sejahtera gitu (*desa mereka rapi lho...rumah-rumahnya juga permanen dan bersih!*), ngapain dateng ke kota?!?! Bedanya...mungkin mereka ga kenal dengan diskonan Charles and Keith, Zara, Manggo atau permainan di Kidzania, heheheh..... Tapi toh mereka tetep bahagia... Satu lagi niy....aku berkesempatan bertemu dengan Direktur CSR salah satu perusahaan Pulp and Paper terbesar di Asia, dan Beliau memang jagoan! Title nya aja direktur, tapi penampilan sangat sederhana..(mungkin karena Beliau harus terjun langsung ke masyarakat kali yah...). Beliau menceritakan bagaimana susahnya (dulu) membangunkan kesadaran dari para warga desa untuk bangkit dan memperbaiki nasib mereka, sampe-sampe bapak ini harus jadi seorang motivator, baca berbagai macam buku motovasi, dan rajin nonton Kick Andy dan Mario Teguh di TV! Sampai suatu ketika, pada saat berkumpul dengan warga Beliau berucap seperti ini: "Semua manusia itu sama! Masing-masing diberi Tuhan 24 jam sehari...tidak ada yang dapet bonus dan tidak ada yang dapet diskon! Tapi dari mereka itu ada yang "cuman" jadi pengangguran, jadi petani, jadi pedagang, jadi Bupati, jadi Gubernur, bahkan ada yang jadi Presiden! Itu tergantung bagaimana kita tadi memanfaatkan si 24 jam itu! Malu kalau seumur hidup kalian hanya nongkrong di warung kopi saja....membentak anak kalau minta uang untuk bayaran sekolah, ga memberi kesejahteraan pada anak-istri...malu!!! Mulai sekarang, bekerjalah...apapun itu, toh kalian punya modal yang besar....tanah kalian luas, hutan kalian subur, dan air kalian jernih!" Luar biasa, bukan?? Tuh kan, aku dapet 1 pelajaran hidup lagi. Baru sadar dan sekaligus malu....malu akan apa yang kita kerjakan selama ini. Di kantor, baru mendapat pekerjaan sedikit over load aja udah ngedumel, baru dapet pekerjaan sulit sedikit aja udah nyerah...lebih memilih kongkow-kongkow makan siang dan kembali ke kantor agak terlambat, dibandingin kembali ke kantor tepat waktu dan mengerjakan sesuatu yang berguna (*ngelanjutin pekerjaan atau bahkan hanya sekedar membaca buku*). Dari 24 jam waktu kuw, mungkin hanya sekitar 5-7 jam aja yang produktif! Wahahaha...gimana ga malu, coba?? *Pantesan aku ga dicalonin jadi Presiden ya*, xoxox... Masih banyk deh pokoknya "sesuatu" yang selalu aku dapet kalo aku pergi ke daerah. Melihat kesederhanaan hidup mereka, melihat kedamaian mereka, melihat kebersamaan dan kerukunan mereka, melihat cara mereka bersyukur, melihat kejujuran dan kepolosan mereka....rasanya aku iri. Aku iri dengan semua nilai-nilai hidup yang mereka punya...aku terlalu banyak meminta kepada Tuhan "tanpa" berbuat apa-apa....aku terlalu banyak "mengatur" Tuhan, "mendikte" Tuhan, bahkan gawatnya lagi kadang-kadang aku "men-judge" Tuhan....astaghfirullah...:-( So, yuks kita rubah paradigma kita...mari hilangkan kebiasaan mengeluh (*termasuk jangan mengeluh atas sakit flu beratku sekarang gara-gara kebanyakan ngisep debu kemaren di sana!*), mari berbagi (dengan ikhlas)...mari tidak mengganggap uang/ materi adalah segala-galanya!!! *Tapi tetep lho, kalo mau beli Zara n Manggo musti pake uang, jangan pake hasil kebun!* Hahahahah.... Aku senang setiap kali ada kesempatan ke luar kota (*ke luar negeri juga! Lho?!?!*)...melihat sesuatu (yang indah) lainnya di luar sana, so...Look Outside!
No comments:
Post a Comment