Selesei Ijab Kabul, kami menjalani acara Panggih. Panggih ini dalam bahasa Jawa, artinya Bertemu. Nah, disinilah kami dipertemukan untuk pertama kalinya setelah sah sebagai suami-istri (sebelumnya, sejak Malam Midodareni hingga ijab kabul dilaksanakan, saya dan Mas Anto tidka dipertemukan. Bahkan waktu Mas Anto membaca kalimat ijab-kabul, saya tetap berada di dalam rumah). Di saat upacara Panggih ini saya dan Mas Anto masing-masing melempar 3 gulungan sirih yang ditujukan ke arah badan masing-masing (saya melempar ke Mas Anto dan Mas Anto melempar ke arah badan saya). Acara ini namanya Balangan Sirih. Hmm...kurang tau juga maknanya apa, tapi kata Mama siy supaya masing-masing menolak "bala" dari pasangannya.
Abis Balangan Sirih, selanjutnya kami menjalani ritual injak telur yang maknanya menandakan netesin (*baca: menghasilkan*) keturunan. Mas Anto menginjak telur ayam dan saya kemudian membasuh telapak kaki Mas Anto...perlambang bentuk pengabdian istri kepada suaminya^_^.
Nah..bis gitu belum rampung juga ternyata..(*panjang bener niy ceritanya kalo pake adat2 an kaya gini*). Acara dilanjutin sama rangkaian acara sungkeman (*kepada kedua orang tua dan mertua*), trus ada acara Tumplak Punjen. Ini adalah upacara dimana Mas Anto mengucurkan kantong berisi biji-bijian dan saya menampung biji2an itu dengan selembar kain. Ini adalah perlambang suami yang bertanggung jawab menyerahkan penghasilannya (bentuk tanggung jawab materi) kepada sang istri. Katanya siy biji2an itu ga boleh ada yang tumpah cos itu pertanda sang istri yang boros!!! Wkwkwkwkw...waktu itu siy Alhamdulillah ga ada yang tumpah...tapi itu ga berarti sang istri ini bukan pemboros lho..(*disclaimer duluan niy..*). Bis gitu kami suap-suapan deh..... Nah..rangkaian acara akad nikah ini diakhiri oleh prosesi Bubak Kawah, prosesi macam acara pasar rakyat, rebutan alat-alat (perkakas) rumah tangga yang digantung di pikulan yang dibawa oleh seorang laki-laki. Wakakakak...untuk sang laki-laki pembawa pikulan itu sendiri korbannya adalah jatuh pada salah satu teman kami, Bang Endro...Hihihi..piss yo man!!! Ga sampe dicakar ibu2, kan Bang?!? Hmmm..coba aja liat kehebohan tuh para ibu2! Padahal yang direbutin cuman wajan, parutan, centong atau serok gorengan! Ga sampe semenit bang Endro keluar rumah, langsung ludes-des-des dagangannya! Laris manis tanjung kimpuuuuuuuullllllllll....!!! Selesei rebutan perkakas rumah tangga itu, mamah memcahkan kendi yang berisi biji2an dan uang koin untuk direbutin para tetamu, serta membagikan kantong biji2an dan uang kepada para tetamu yang ga dapet rebutan dan juga pastinya kepada seluruh anggota keluarga inti. Ini perlambang makna orang tua selalu membekali putera-puteri dan cucu nya dengan bibit dan pengetahuan yang berguna sebagai bekal menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
Selesei deh rangkaian acara akad nikahnya, sebelum waktu solat Jumat! Besok siang, 18 April 2009 tinggal resepsinya aja deh. Udah lumayan tenang lah...Alhamdulillah acara pokoknya udah berjalan lancar ^_^.
No comments:
Post a Comment