- Investment Objective: Pahami tujuan berinvestasi, sebagai pendapatan atau mengharapkan pertumbuhan dana
- Time Horizon: tentukan dan pastikan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
- Return Profile: Kenali potensi dan resiko berinvestasi, (*hukum alam*) High Risk - High Return berlaku.
- Asset Allocation: Diversifikasi dalam portofolio berinvestasi, do not put your eggs in one basket!
- Periodic Review: Monitor portofolio investasi secara berkala (*jangan sampe kecolongan lho*).
Pak Eko juga menyampaikan beberapa tips , supaya investasi yang kita lakukan bisa maksimal...
Tips # 1
Cerdas Finansial itu rumusnya sebenarnya mudah: Penghasilan/Pengeluaran = > 1. Kalau memang pengeluaran dirasa boros (*tuntutan lifestyle*), maka kita wajib menguranginya. Tapi pengurangan pengeluaran itu pasti ada batasnya (*di satu titik dimana tidak ada komponen yang bisa ditekan lagi*). Kalau pengeluaran sudah sedemikian irit tapi masih dirasa kurang, maka satu-satunya jalan adalah memperbesar income!! Karena memperbesar income ini memang banyak caranya, dan tidak ada batasnya...no limit!!
Tips #2
Harus punya tahapan menyusun perencanaan keuangan. Secara umum disampaikan sbb:
-
Usia 20-30 th: targetnya adalah cadangan likuiditas, biaya kelahiran anak, pendidikan dasar anak, pemilikan rumah dan kendaraan, dan asuransi
-
Usia 31-40 th: targetnya pendidikan tinggi anak dan perencanaan pensiun.
-
Usia 41-50 th: targetnya persiapan pensiun dan pembagian harta.
-
Usia 51-60 th: targetnya pemenuhan biaya hidup dan pengeluaran sosial.
Catatan tambahan untuk perencanaan pensiun, ternyata aku cukup shock lho! Soalnya idealnya, harus sudah dipersiapkan 20 tahun sebelum usia pensiun kita (*jadi kalau kita akan pensiun umur 55 tahun, maka harus sudah dipikirkan sejak usia 35 tahun*).
Tips #3
Jangan pilih instrumen investasi yang tergerus inflasi! Makanya di seminar ini, kita tidak dianjurkan untuk berinvestasi melalui deposito apalagi tabungan karena return dari kedua instrumen itu kalah dengan tingkat inflasi per tahun. Sebagai gambaran aja, bunga dari deposito saat ini berkisar antaa 5% - 6% p.a, sedangkan tabungan 2.5% - 4% p.a. Coba bandingkan dengan tingkat inflasi rata-rata p.a sekarang adalah 13% - 14%!! WOOOWW, bayangkan betapa tidak berharganya tabungan kita, hiks...*nangis tersedu-sedu!* (wahaha lebay...padahal ga banyak juga deposito n tabunganku). Makanya, Beliau bilang kalau dana dalam deposito dan tabungan itu cukup diperuntukkan sebagai dana darurat saja, yang besarnya cukup 6-12 kali pengeluaran bulanan.
Tips #4
Perhatikan life style, penggunaan kartu kredit dan pinjaman Anda! Tidak perlu malu "melawan arus" life style kalau kita memang sadar bahwa kemampuan finansial kita terbatas. Trus, yang ga kalah penting, anggap kartu kredit sebagai pengganti uang tunai BUKAN fasilitas kredit dari bank (*walopun namanya aja "Kartu Kredit"). Dengan menganggap kartu kredit sebagai pengganti uang tunai, maka kita akan menggunakannya secara bijaksana sesuai budget kita! Jangan berhutang untuk sesuatu yang konsumtif.....so pinjaman boleh saja, tapi harus bersifat produktif! KPR..tentu boleh, karena sifatnya produktif (*nilai property toh ga bakalan turun*), tapi kalo utang ke bank hanya untuk liburan atau menikah..its a BIG NO NO!!!
Tips #5
Diversifikasi instrumen investasi, yang harus diperhitungkan dengan cermat sehingga sesuai dengan karakter resiko kita (*kalau masih suka shock kalo kita loss sekian % uang kita, so jangan pilih investasi yang mungkin loss segitu!*). Sangat dianjurkan untuk berinvestasi dalam bentuk properti, tanah, usaha, logam mulia maupun reksa dana. Secara seminar tadi ga lepas dari unsur "jualan" dari salah satu anak perusahaan kantorku dan beberapa manajer investasi ternama, maka yang lebih ditekankan ya berinvestasi lewat instrumen reksa dana. Banyaklah dijelasin mengenai produk yang satu ini, A to Z pokoknya (*aku posting lain waktu deh*)!
Yang menarik di penjelasan Tips #5 ini adalah bahwa Pak Eko sangat tidak merekomendasikan berinvestasi di mobil (*kecuali kalau mobil itu akan digunakan untuk usaha, e.g: anter jemput, angkut barang, sewa, dll*). Alasannya ya karena mobil ini sangat tajam sekali penurunan nilainya! Mobil baru dari showroom yang sudah terbeli dan dibawa keluar showroom saja, kalau mau dijual ke orang lain harganya udah pasti turun bisa sampe 20%. Padahal itu mobil gress lho... Jadi Pak Eko berkali-kali mengingatkan, kalau kita sudah punya mobil yang masih berfungsi dengan baik, jangan tergiur (*sekali lagi, terbawa life style*) untuk beli mobil baru dengan merk yang lebih OK. Lebih baik dananya di alokasikan buat kebutuhan lain atau investasi dalam bentu lain.
Jiaaa....koq ya pas banget nasihat Pak Eko ini sama hasratku akan si CRV hitam yang aku posting kemaren (*hmmm...mungkin Pak Eko ini adalah malaikat penyelamat yang dikirim Allah kepadaku...., hehehe*). Jadilah makin memantabkan hati untuk setia pada Farhan saja...toh sampai saat ini si Farhan masih sanggup (*dengan sangat memuaskan*) mendukung mobilitas kami kemana saja! hehehe... (*ternyata selain belum mampu, juga belum boleh by nature! heheh*)
Eeeehh...tunggu dulu, di akhir pemaparannya dalam seminar tadi, Pak Eko mengutip satu slogan yang (*kayanya*) bakal menyadarkan kita semua untuk berinvestasi deh! Gini bunyinya...
FAIL to PLAN = PLAN to FAIL
Kita semua ga mau kan kaya gitu?!?! So...ayo mulai berinvestasi dari sekarang...mumpung masih muda, kalo jatuh masih ada kesempatan buat bangun lagi ^_^.
mau pinjem bukunya dong nooo.....
ReplyDeletehihi....oia....bagus nih artikelnya....pgn deh gw ikut2 seminar begituan...kl di mandiri ada seminar bgini buat umum kabarin gw ya nooo....
@ Tya: iyaaahh, boleh koq pinjem...tinggal janjian aja kapan mau ketemuan buat ngambil.
ReplyDeleteSeminar2 gini sering koq diadain, ntar kalo ada aku kasi kabar deh. Sering ada promo2 juga lho...kmrn bagi peserta yg langsung buka reksa dana bebas subscription fee lho...^_^